If we can why not ?π
Sebagai makhluk modern tentu saja sosial media sudah menjadi hal yang sering di konsumsi. Jadi aku ingin sedikit bercerita , dan memberikan opini , yang sebisa mungkin saya menyampaikannya dengan hati-hati. Jadi ada seseorang dalam hidup aku , yang mana orang ini amat berpengaruh, apapun yang (dia) lakukan di sosmed, pasti aku pun ikut mencari , ingin mengetahui, dan mau baca hal-hal dimana kalo ga orang ini duluan yg share, mungkin aku tdk tertarik untk baca. Semakin lama aku memperhatikan dan mengikuti , aku fikir bahwa (dia) banyak memberikan pengaruh positif dalam diri aku. Hal-hal kecil yang aku ga tau atau bahkan malas untk mau tau, sekarang aku jadi mau untuk memperhatikan , dan sedikit demi sedikit aku berusaha untuk mengubah diriku menjadi yang lebih baik dari diriku yang dulu, manusia pasti pernah mengalami masa di mana kita sedang labil-labilnya, namun seiring bertambahnya usia , aku jadi banyak belajar. Kelas satu SMP posting status yang super alay, setelah lulus SMA, aku coba iseng baca status aku yang dulu. Yang pernah aku posting di facebook, ternyata perubahan aku luar biasa, bahkan aku bisa geleng2 kepala sendiri melihat tulisan yang dulu aku pernah posting π
. MaasyaAllah ternyata usia sangatlah berpengaruh. Dari yang alaynya luar biasa bisa berubah menjadi lebih bijaksana.
Seiring berjalannya waktu, hobikupun bertambah ,dari awalnya suka menulis, buka instagram hanya sekedar untuk hiburan, kini naik pangkat jadi nonton kajian. Wkwkk 'naik pangkat' kaya apaan ajaπ.
Apalagi di instagram, saat ini banyak sekali ustadz-ustadz hits yang dengan mudahnya kita temukan.
Anak-anak muda yang semakin cerdas , kreatif, dan ustadz-ustadz berkualitas menunjukan kemampuannya. Kajian di youtube durasi lebih dari 1 jam, dimana orang-orang dulu to search saja malas, kini dicut menjadi 1 menit yang bermanfaat dan menarik perhatian penontonnya untuk lebih mau tahu. Allahuakbar! Semoga anak muda yang biasanya curhat ga penting, kode - kodean untuk mantan pacar yang kodenya ga tentu dibaca π distory instagram atau apalah sejenisnya, mau berubah haluan untuk nonton kajian , nonton hal-hal yang bermanfaat. Aamiin ya Rabbal alamiin..
Tapi tak sedikit juga ada orang2 jail, yang memotong durasi vidio , menyebarkannya , sehingga terkesan bahwa vidio yang di share itu (maaf) sesat , bid'ah, atau bahkan jadi ajang menyebar fitnah. Na'udzubillahimindzalik semoga kita adalah orang-orang yang di jauhkan dari sifat yang demikian.
Banyak sekali gosip beredar ustad fulan dengan ustad fulan berbeda pendapat, lalu di jadikan bahan untuk saling menghujat adu domba . Astagfiruwllahalazim...
Namun di sisi lain ,perbedaan pendapat yang demikian justru dapat memberikan hal yang positif, apabila kita termasuk orang-orang yang mau berfikir.
beramal pada perkara yg kita sepakati
dan berlapang dada menyikapi perkara yang kita ikhtilaf di dalamnya akan lebih baik dari pada saling menyalahkan hingga timbul pertengkaran.
Sosial media atau pun dunia maya bisa jadi lebih luas dari dunia nyata. Oleh karena itu penting sekali menjadi manusia yang memiliki pendirian kuat. Jangan mudah percaya dengan rayuan, jangan mudah percaya berita bohong.
Kemarin lihat kajian ustad fulan di sosmed, awalnya oh cocok ni bagus, sehari kemudian lihat postingan berjudul "ceramah ustad fulan ditolak masyarakat dari daerah bla bla..." langsung menjudge wahh... ustad ini sesatπ. Ya Allah mudahnya percaya dalam hitungan menit , lalu berani memberi penilaian buruk dalam hitungan detik.
Jangan menjadi orang bingung, terombang ambing gosip dunia maya , caranya bagaimana? jangan malas!, jangan malas mencari tahu , yang mana yang terbenar. Harus kita rubah prasangka buruk yang secara instan muncul dalam otak, hingga dengan mudahnya menilai orang lain. Terkadang manusia terbiasa menilai sesamanya hanya pada casing nya saja. Sudah terbiasa menilai baik atau buruk dari tampilan luarnya saja. Tanpa tahu lebih jauh. Karena apa ? Malas mencari kebenaran,
"kata fulan begini, kata fulan begini,kata fulan begini" oleh sebab itu banyak orang yang terombang-ambing dalam kebingunan,dan berakhir pada ketidakjelasan.
Banyak sekali kita temukan berita hoax,(berita bohong)(berita palsu),dan lucunya orang-orang jaman sekarang justru lebih memilih untuk berperang di kolom komentar, karena malas mencari kebenaran. Sudahlah...kalau memang tak banyak tahu lebih baik kita belajar, jangan malah adu kepintaran padahal sebetulnya tak pintar. Jika tidak bisa bicara dengan baik lebih baik diam. Jangan menyebarkan hawa panas sembarangan. Miris sekali melihat orang-orang mengetik tulisan yang (maaf) kasar, kotor, tidak sewajarnya, atau bahkan memaki menghina menggunakan kata binatang.
Jika memang kita melihat kekliruan, lalu kita tahu, kebetulan paham betul, dan ingin berkomentar. Berkomentarlah dengan baik . Apa sulitnya memberikan opini dengan kata yang santun. Yang memberi komentar enak, yang menerima pun juga enak.
Dunia maya itu luas banyak sekali manusia yang aktif di dalamnya, ada orang baik, orang tak baik , orang yang kadang baik-kadang tidak , atau (maaf) orang jail sekalipun. Lantas kita justru mau mencontoh yang buruk ? Jika memang kita bisa melakukan yang baik mengapa harus memilih yang buruk ?
Jika kita bisa mendapat hal yang menguntungkan mengapa memilih hal yang merugikan diri pribadi ?
Ketika kita melihat berbagai macam hal di sosial media, sebetulnya kita di tuntut untuk kritis , dituntut untuk mau belajar, dituntut untuk mau mencari tahu yang benar dan mana yang salah, dituntut untuk mau menyaring informasi. Bukan dengan mudahnya percaya, menerima semua hal entah itu positif atau pun negatif. Hingga menjadi orang yang tak tahu arah , yang disebabkan oleh kebodohan diri sendiri. Jika kita mengerti dan paham maka tidak mudah untuk digoyahkan.
Jangan mencari kesalahan sebagai bahan perdebatan yang justru memberikan contoh sikap , seolah-olah seperti manusia yang tidak berpendidikan.
Semoga kita TIDAK tergolong orang-orang yang dengan mudahnya menyalahkan, tanpa tahu lebih jauh apa sebetulnya kebenaran. So.. mulai sekarang belajarlah mengetik hal-hal yang baik , belajar baik, dan berpendirian baja, sehingga tak termakan gosip dunia maya. Yang pernah melakukan hal-hal buruk mari sama-sama kita perbaiki dan jangan di ulangi, yang tidak melakukan hal yang demikian, pertahankan.
Semua manusia pasti pernah tersandung dosa, begitupun saya sebagai penulisnya. Mohon maaf apabila ada salah kata atau pun salah penulisan, karena manusia tempatnya salah, namun manusia yang baik mau memaafkan sesama.
Seiring berjalannya waktu, hobikupun bertambah ,dari awalnya suka menulis, buka instagram hanya sekedar untuk hiburan, kini naik pangkat jadi nonton kajian. Wkwkk 'naik pangkat' kaya apaan ajaπ.
Apalagi di instagram, saat ini banyak sekali ustadz-ustadz hits yang dengan mudahnya kita temukan.
Anak-anak muda yang semakin cerdas , kreatif, dan ustadz-ustadz berkualitas menunjukan kemampuannya. Kajian di youtube durasi lebih dari 1 jam, dimana orang-orang dulu to search saja malas, kini dicut menjadi 1 menit yang bermanfaat dan menarik perhatian penontonnya untuk lebih mau tahu. Allahuakbar! Semoga anak muda yang biasanya curhat ga penting, kode - kodean untuk mantan pacar yang kodenya ga tentu dibaca π distory instagram atau apalah sejenisnya, mau berubah haluan untuk nonton kajian , nonton hal-hal yang bermanfaat. Aamiin ya Rabbal alamiin..
Tapi tak sedikit juga ada orang2 jail, yang memotong durasi vidio , menyebarkannya , sehingga terkesan bahwa vidio yang di share itu (maaf) sesat , bid'ah, atau bahkan jadi ajang menyebar fitnah. Na'udzubillahimindzalik semoga kita adalah orang-orang yang di jauhkan dari sifat yang demikian.
Banyak sekali gosip beredar ustad fulan dengan ustad fulan berbeda pendapat, lalu di jadikan bahan untuk saling menghujat adu domba . Astagfiruwllahalazim...
Namun di sisi lain ,perbedaan pendapat yang demikian justru dapat memberikan hal yang positif, apabila kita termasuk orang-orang yang mau berfikir.
beramal pada perkara yg kita sepakati
dan berlapang dada menyikapi perkara yang kita ikhtilaf di dalamnya akan lebih baik dari pada saling menyalahkan hingga timbul pertengkaran.
Sosial media atau pun dunia maya bisa jadi lebih luas dari dunia nyata. Oleh karena itu penting sekali menjadi manusia yang memiliki pendirian kuat. Jangan mudah percaya dengan rayuan, jangan mudah percaya berita bohong.
Kemarin lihat kajian ustad fulan di sosmed, awalnya oh cocok ni bagus, sehari kemudian lihat postingan berjudul "ceramah ustad fulan ditolak masyarakat dari daerah bla bla..." langsung menjudge wahh... ustad ini sesatπ. Ya Allah mudahnya percaya dalam hitungan menit , lalu berani memberi penilaian buruk dalam hitungan detik.
Jangan menjadi orang bingung, terombang ambing gosip dunia maya , caranya bagaimana? jangan malas!, jangan malas mencari tahu , yang mana yang terbenar. Harus kita rubah prasangka buruk yang secara instan muncul dalam otak, hingga dengan mudahnya menilai orang lain. Terkadang manusia terbiasa menilai sesamanya hanya pada casing nya saja. Sudah terbiasa menilai baik atau buruk dari tampilan luarnya saja. Tanpa tahu lebih jauh. Karena apa ? Malas mencari kebenaran,
"kata fulan begini, kata fulan begini,kata fulan begini" oleh sebab itu banyak orang yang terombang-ambing dalam kebingunan,dan berakhir pada ketidakjelasan.
Banyak sekali kita temukan berita hoax,(berita bohong)(berita palsu),dan lucunya orang-orang jaman sekarang justru lebih memilih untuk berperang di kolom komentar, karena malas mencari kebenaran. Sudahlah...kalau memang tak banyak tahu lebih baik kita belajar, jangan malah adu kepintaran padahal sebetulnya tak pintar. Jika tidak bisa bicara dengan baik lebih baik diam. Jangan menyebarkan hawa panas sembarangan. Miris sekali melihat orang-orang mengetik tulisan yang (maaf) kasar, kotor, tidak sewajarnya, atau bahkan memaki menghina menggunakan kata binatang.
Jika memang kita melihat kekliruan, lalu kita tahu, kebetulan paham betul, dan ingin berkomentar. Berkomentarlah dengan baik . Apa sulitnya memberikan opini dengan kata yang santun. Yang memberi komentar enak, yang menerima pun juga enak.
Dunia maya itu luas banyak sekali manusia yang aktif di dalamnya, ada orang baik, orang tak baik , orang yang kadang baik-kadang tidak , atau (maaf) orang jail sekalipun. Lantas kita justru mau mencontoh yang buruk ? Jika memang kita bisa melakukan yang baik mengapa harus memilih yang buruk ?
Jika kita bisa mendapat hal yang menguntungkan mengapa memilih hal yang merugikan diri pribadi ?
Ketika kita melihat berbagai macam hal di sosial media, sebetulnya kita di tuntut untuk kritis , dituntut untuk mau belajar, dituntut untuk mau mencari tahu yang benar dan mana yang salah, dituntut untuk mau menyaring informasi. Bukan dengan mudahnya percaya, menerima semua hal entah itu positif atau pun negatif. Hingga menjadi orang yang tak tahu arah , yang disebabkan oleh kebodohan diri sendiri. Jika kita mengerti dan paham maka tidak mudah untuk digoyahkan.
Jangan mencari kesalahan sebagai bahan perdebatan yang justru memberikan contoh sikap , seolah-olah seperti manusia yang tidak berpendidikan.
Semoga kita TIDAK tergolong orang-orang yang dengan mudahnya menyalahkan, tanpa tahu lebih jauh apa sebetulnya kebenaran. So.. mulai sekarang belajarlah mengetik hal-hal yang baik , belajar baik, dan berpendirian baja, sehingga tak termakan gosip dunia maya. Yang pernah melakukan hal-hal buruk mari sama-sama kita perbaiki dan jangan di ulangi, yang tidak melakukan hal yang demikian, pertahankan.
Semua manusia pasti pernah tersandung dosa, begitupun saya sebagai penulisnya. Mohon maaf apabila ada salah kata atau pun salah penulisan, karena manusia tempatnya salah, namun manusia yang baik mau memaafkan sesama.
Komentar
Posting Komentar